Rabu, 03 Agustus 2011

Yamaha R6 Tahun 2004 Test Ride

Test Ride Yamaha R6 2004

sekali starter langsung mesin menderu merdu, maklum, injeksi dan masih tergolong baru.

Pertama kali bawa keluar pada malam hari, sekitar jam 8 malam. Jalanan lumayan ramai, tetapi tidak macet, lumayan deh untuk ukuran Jakarta, jalan 40-80 km/jam.

Kejutan pertama muncul saat berhenti di lampu merah ketiga, setelah sekitar 10 menit riding. Wah..keluar cairan dari bawah mesin. langsung saja mesin dimatikan. Kemudian setelah dicek sana sini, ternyata itu air radiator. Wah,lega… kirain oli mancur… Langsung darurat tambah air mineral botolan, mesin pun kembali joss. Rupanya air mengucur akibat kipas pendingin tidak dinyalakan (khilaf saudara-saudara, otomatisnya sudah tidak berfungsi rupanya, jadi pakai saklar manual). Gila, cepet banget overheat! Padahal malam hari dan baru 10 menitan plus dipakai rpm rendah, terlebih lagi ini motor sudah naked! Setelah kipas dinyalakan, dipakai jalan lebih dari 3 jam di siang hari pun tak masalah!.

Bagaimana power mesin 4 silinder inline 599 cc berkompresi 12,4:1 ini? Woow, tidak ada istilah kurang power untuk jalanan Jakarta. Mesin berpower 123 PS @ 13000 rpm dan torsi max 68,5 Nm @ 12000 rpm. Kalau situ punya nyali dan jalanan kosong tersedia, top speed yang ditawarkan adalah 258 Km/jam. Ane sih ogah daaah..selalu terngiang-ngiang iklan CBR 900 RR di majalah: ridinglah dengan tanggung jawab! Yup, jangan nafsu! Power motor segede gini jelas lebih dari cukup untuk yang nafsuan (kecuali otaknya sudah rada error).

Buat harian sebenarnya ada beberapa faktor. Posisi riding yang sangat sporty pastinya banyak yang akan mengeluhkan, apalagi di jalanan Ibukota. Buat saya pribadi ga masalah, apalagi power sebesar itu memang menuntut riding position membungkuk plus foot step yang tinggi. Di kecepatan tinggi bisa dibilang top. Mesin ternyata enak juga untuk jalan pelan, sama sekali tidak ada permasalahan, bahkan gigi 3 untuk kecepatan 40Km/jam juga sama sekali tidak masalah, tidak ada gejala endut-endutan. Akselerasi bawah juga sangat terdosis dan terkontrol, jadi aman. Hanya saja, jangan coba-coba angkat rpmnya di atas sekitar 8000 rpm, asli galaknya keluar..ih ngeriii….. Ane cuma berani test geber sampai gigi 4 saja di TB. Simatupang di malam hari, entah berapa rpm dan berapa speednya, maklum, nih motor speedometernya dicopot. Tapi sempat juga serasa ga duduk di jok dan kaki lepas sesaat dari footstep. Mungkin kombinasi dari tarikan ala roket plus jalanan yang agak bergelombang. Pokoknya, habis ngerasain galaknya nih motor, saya merasa rada-rada bencong hihihi, nggak nggak nggak kuat… asli nggak kuat nahan ni motor di rpm tinggi dalam waktu lama..Jalanannya itu lho, jangan di jalan umum deh. Soal stabilitas sih ga masalah. motor berdeltabox alumunium III ini sangat stabil dan mampu menahan power mesin. Apalagi power mesin tersalur halus dan getarannya sangat minim terasa di jok.

Untuk pemakaian harian di Jakarta motor ini tidak recommended. Pertama, sudut putar kemudinya sangat kecil. Di jalan selebar 4 meter pun tidak cukup untuk putar balik! Sudah begitu, dalam posisi setang mentok, dijamin jempol kejepit! Nah, terang saja motor ini akan sangat kesulitan kalau harus nyempil-nyempil di parkiran motor. Bahkan bisa dibilang nggak muat deh. Selain itu, motor ini agak tinggi. Dengan tinggi 170 cm, agak jinjit, tetapi kalau memajukan motor dengan kedua kaki tidak masalah, sebab motor ini tidak terlalu berat, yang repot kalau harus ngatret alias mundur. Apalagi mundur dan agak nanjak, wah nggak nggak nggak kuat hihihi…

Yang membuat tidak nyaman selanjutnya adalah panas mesin. Asli lumayan selangkangan dibuat hangat sepanjang perjalanan, bahkan terasa saat motor jalan dalam kecepatan sedang. Ditambah dengan riding position yang sporty banget, turun dari motor ini rider akan merasa benar-benar habis berolah raga! Bagi mereka yang ingin lekas turun berat badan, silahkan pakai motor ini dan sejenisnya sebagai motor harian. Rasakan sendiri efeknya, it works lho…

Soal suspensi? Bagi mereka yang nyari kenyamanan, sorry, wrong bike! Layaknya supersport dan superbike, suspensinya keras, penting lho untuk merasakan traksi dan keadaan permukaan jalan. R27 masih lebih nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar